Ada pribahasa “lidah lebih tajam daripada
pedang”, di mana lidah tersebut sebagai salah satu angota mulut, yang mana
mulut tersebut sebagai alat untuk berucap atau salah satu alat komunikasi
secara bahasa dengan orang lain ataupun dengan makhluk lain. Bahkan kita
berdoa, membaca, atau mngucap kalimat-kalimat toyyibah untuk mengingat
Tuhan dan banyak hal lain lagi yang berhubungan dengan fungsi lidah.
Seseorang itu baik ataupun buruk, salah satunya
dapat dilihat dari apa yang ia ucapkan. Sehingga organ tersebut sebagai salah
satu pintu untuk membuka mata batinnya. Dan dengan lidah juga dapat menutup
atau membutakan mata batin yang dimilikinya. Maka dengan alat ini kita dapat
mebuka dan menajamkan mata batin, yaitu dengan cara membersihkan menjaga dari
ucapan-ucapan buruk yang dapat menutup mata batin tersebut. Dan juga sering
melapalkan kalimat-kalimat toyyibah yang dapat mengingat Tuhan, sehingga
dapat terbukalah mata batin.
Di samping itu, manusia tercipta dengan memiliki
lidah yang dapat membedakan rasa manis, asam, asin, dan pahit. Di mana lidah
merupakan alat pengecap atau perasa lidah mempunyai reseptor khusus yang
berkaitan dengan rangsangan kimia. Lidah merupakan organ yang tersusun dari
otot. Permukaan lidah dilapisi dengan lapisan epitelium yang banyak mengandung
kelenjar lendir, dan reseptor pengecap berupa tunas pengecap. Tunas pengecap
terdiri atas sekelompok sel sensori yang mempunyai tonjolan seperti rambut.
Permukaan atas lidah penuh dengan tonjolan
(papila). Tonjolan itu dapat dikelompokkan menjadi tiga macam bentuk, yaitu
bentuk benang, bentuk dataran yang dikelilingi parit-parit, dan bentuk jamur.
Tunas pengecap terdapat pada parit-parit papila bentuk dataran, di bagian
samping dari papila berbentuk jamur, dan di permukaan papila berbentuk benang.
Dalam bagian depan lidah manusia terdapat empat
jenis reseptor kimiawi yang berhubungan dengan empat rasa tersebut. Ketika
manusia makan maka repon kimiawi tersebut akan mengubah rasa menjadi sinyal
listrik dan meneruskan sinyal listrik tersebut ke dalam otak. Di otak sinyal
tersebut ditafsirkan rasa apa yang sedang dimakan tersebut. Katika urat syaraf
yang menghubungkan antara reseptor dan otak rusak, maka dapat dipastikan
manusia akan mati rasa.
No comments:
Post a Comment