Alat kelima yang diciptakan Tuhan untuk manusia
adalah hidung, yaitu berfungsi sebagai alat penciuman. Dengan hidung kita dapat
merasakan berbagai aroma yang diciptakan Tuhan. Dengan hidung pula manusia bisa
bernafas dan menghirup udara yang begitu menyegarkan.
Bisa kita bayangkan apabila kita tidak bisa
menghirup udara untuk bernafas, karena sakit flu atau ada gangguan penyakit
lain dan tidak bernafas secara normal. Sehingga harus diberikan nafas buatan
atau diberikan oksigen sehingga paru-paru kita bisa terus berfungsi.
Secara ilmu pengetahuan, indera pembau (hidung) berupa
kemoreseptor yang terdapat di permukaan dalam hidung, yaitu pada lapisan lendir
bagian atas. Reseptor pencium tidak bergerombol seperti tunas pengecap.
Epitelium pembau mengandung 20 juta sel-sel
olfaktori yang khusus dengan aksonakson yang tegak sebagai serabut-serabut
saraf pembau. Di akhir setiap sel pembau pada permukaan epitelium mengandung
beberapa rambut-rambut pembau yang bereaksi terhadap bahan kimia bau-bauan di
udara.
Ketika wangi parfum didekatkan pada hidung, maka
molekul yang mudah menguap dari parfum tersebut dipancarkan ke reseptor dalam
rambutnya yang lembut di bagian epithelium hidung dan terjadilah interaksi.
Interaksi ini dikirim ke otak sebagai sinyal listrik dan diterima sebagai bau.
Demikian juga benda-benda lain yang memiliki bau, akan diterima oleh hidung dan
disampaikan ke otak sebagai sinyal-sinyal listrik. Otak yang menerima sinyal
listrik tersebut tidak pernah bersentuhan langsung dengan molekul tersebut, karena
ia berada di ruangan yang benar-benar terisolasi.
No comments:
Post a Comment