Monday, March 12, 2012

Pengaruh Pikiran Terhadap Hidup Anda


Tindakan seseorang sangat bergantung dengan alam pikirannya masing-masing. Setiap orang diberikan kebebasan untuk memilih respon diri sendiri. Anda bertanggung jawab penuh atas sikap yang ditimbulkan dari pikiran Anda sendiri. Andalah komandan dari pikiran Anda sendiri. Bukan lingkungan di sekeliling Anda. Walaupun sebenarnya lingkungan juga ikut serta berperan dalam mempengaruhi cara berpikir Anda. Apabila lingkungannya pahit maka Anda pun menjadi pahit, selalu curiga, dan seringkali berperasangka negatif kepada orang lain. Pikiran negatif ini semakin bertambah dan kuat ketika sistem informasi semakin maju. Dan media informasi seperti televisi, majalah, koran, dan lain sebagainya menghajar dan menyerang secara terus-menerus terhadap pikiran Anda dengan informasi perbuatan negatif, maka pikiran Anda pun sedikit banyaknya akan terpengauh dari informasi tersebut, timbullah pikiran negatif sehingga Anda menutup diri dari orang lain karena selalu curiga. Pada akhirnya akan merugikan diri Anda sendiri.
Misalnya, seorang yang sering mendapatkan informasi berupa berita-berita mengenai pembunuhan, penipuan, prampokkan, dan lain sebagainya. Akhirnya dari informasi yang didapat tersebut ia sedikit banyaknya akan terpengaruh, ia selalu berperasangka negatif dan curiga pada orang lain. Perasangka negatif ini akan mengakibatkan ia menjadi bersikap defensif dan tertutup, karena beranggapan orang lain merupakan musuh berbahaya. Cenderung menahan informasi dan tidak mau bekerja sama. Akibatnya justru ia sendiri yang akan mengalami kerugian, seperti turunnya kinerja, tidak mampu melakukan sinergi dengan orang lain, sehingga peluang-peluang emas terlewatkan begitu saja, atau bahkan tersingkir dari tengah-tengah pergaulan sosialnya. Bagi orang lain adalah musuh berbahaya. Padahal sebenarnya pikiranlah musuh yang lebih berbahaya.
Contoh lain:

Seumpamanya seorang ibu yang sangat menyayangi putra tunggalnya. Karena rasa kuatir yang sangat, ditambah maraknya berita penculikan di media massa, si ibu pun memberi nasihat kepada putranya,
"Nak, kalau matahari sudah tidak bersinar lagi, jangan keluar rumah ya. Karena saat gelap seperti itulah roh jahat mulai bermunculan. Ada yang disebut kuntilanak, genderuwo, dan lain-lain. Pokoknya mahkluk jelek, hitam, dan jahat. Maka belajar baik-baik di dalam rumah saja ya. Terutama malam hari, oke?"
Sang anak, yang sedikit penakut, dengan senang hati mematuhi nasehat ibunya.
Setelah beranjak remaja, si anak tumbuh menjadi pemuda cilik yang penakut dan pengecut. Seringkali, ketakutannya yang berlebihan itu terbawa-bawa dalam mimpi. Tidak jarang, ketika tidur ia tiba-tiba terbangun dengan berteriak histeris serta bersimbah peluh ketakutan. Kedua orangtuanya pun menjadi khawatir melihat perkembangan jiwa si anak. Berbagai nasehat bernada menghibur yang disampaikan si orangtua kepada anaknya tidak bermanfaat sama sekali. Bahkan, kadang si anak justru merasa orangtuanya berusaha mencelakai dia.
Suatu hari, sang kakek mendengar kondisi cucunya tersebut. Maka, ia pun segera menyempatkan diri berkunjung ke rumah anaknya. Setelah memikirkan dengan seksama, suatu sore, si kakek mengajak cucunya berjalan-jalan ke pasar malam bersama-sama dengan beberapa orang tetangga dan teman si cucu. Sesampainya di pasar malam itu, mereka pun bersenang-senang. Sang cucu dan teman-temannya bermain dan melihat berbagai pertunjukkan hingga malam hari. Setelah puas dan lelah bermain, mereka pun berjalan kaki pulang ke rumah.
Tiba di rumah, si kakek meneruskan berbincang santai dengan cucunya. "Cucuku, terang dan gelap adalah sifat alam. Tidak ada hubungannya dengan roh gentayangan dan kejahatan. Sudah kita buktikan sendiri, kan? Bukankah sepanjang jalan dalam kegelapan tadi tidak ada satu pun roh jahat yang mengganggu? Ketahuilah, roh jahat hanya ada di pikiran kamu sendiri. Usir dia dari pikiranmu, maka tidak akan ada yang namanya roh jahat di muka bumi ini. Kakek yang sudah setua ini telah membuktikan sendiri. Ketakutan hanya ada di pikiran kita. Gunakan pikiranmu untuk hal-hal yang baik, maka engkau akan membuat segalanya menjadi baik, indah, dan membahagiakan." Demikianlah, berkat kata-kata bijak dari si kakek, lewat proses waktu, akhirnya si cucu mampu mengubah mindset dan memiliki kesehatan mentalitas yang positif. Ia pun tumbuh jadi pemuda yang pemberani.

Dari pengalaman di atas tersebuat merupakan salah satu contoh pengaruh pikiran terhadap kehidupan Anda. Apabila pikiran sang ibu tersebut yang semual niat baik – dengan kehawatirannya karena banyaknya informasi kejadian yang dialami oleh orang lain di sekitar dirinya – membuang pikiran negatif, maka kejadian yang menimpa anaknya yang menjadi anak yang penakut tidak akan pernah terjadi. Dan sang ibu menjadi semakin dibuat khawatir dengan kondisi anaknya tersebut.
Dari lingkungan atau informasi yang diterima Anda, walaupun untuk tujuan yang baik, bisa berdampak buruk dan merusak kesehatan mental, bila tidak disertai dengan pengertian benar! Hukum pikiran bersifat universal dan berlaku untuk siapa saja – baik anak-anak atau orang dewasa. Artinya, Anda adalah apa yang Anda pikirkan! Dan Anda adalah apa yang Anda percayai! Maka, apa yang kita pikirkan, itulah yang akan terjadi.
Apabila Anda memiliki dan memegang perinsip yang kuat tertanam dalam diri Anda, akan lebih mampu melindungi pikirannya. Dengan perinsip tersebut Anda mampu memilih respon poisitif di tengah lingkungan paling buruk sekalipun. Anda akan tetap berpikir positif dan selalu berperasangka baik. Perinsip yang Anda pegang akan mendorong dan menciptakan kondisi lingkungannya untuk saling percaya, saling mendukung, bersikap terbuka dan kooperatif. Hasilnya adalah sebuah “aliansi cerdas” yang akan menciptakan performa puncak.
 Karena itu, kalau yang Anda tanamkan ke dalam pikiran Anda setiap hari adalah hal-hal yang negatif, dampaknya akan destruktif atau merusak. Sebaliknya, kalau baik dan positif sifatnya, tentu dampak dalam kehidupan Anda akan menjadi positif dan konstruktif. Itulah kekuatan pikiran yang Anda miliki.

No comments:

Post a Comment