Otak kita setiap saat menghasilkan impuls-impuls listrik.
Aliran listrik ini, yang lebih dikenal sebagai gelombang otak, diukur dengan
dua cara yaitu amplitudo dan frekuensi. Amplitudo adalah besarnya daya impuls
listrik yang diukur dalam satuan micro volt. Frekuensi adalah kecepatan emisi
listrik yang diukur dalam cycle per detik, atau hertz. Frekuensi impuls
menentukan jenis gelombang otak yaitu beta, alfa, theta, dan delta. Jenis atau
kombinasi dan jenis gelombang otak menentukan kondisi kesadaran pada suatu
saat.
Pandangan keliru yang selama ini ada dalam benak banyak
orang adalah otak hanya menghasilkan satu jenis gelombang pada suatu saat. Saat
kita aktif berpikir kita berada pada gelombang beta. Kalau kita rileks kita
berada di alfa. Kalau sedang ngelamun, kita di theta. Dan, kalau tidur lelap kita
berada di delta. Pandangan itu salah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada
suatu saat, pada umumnya, otak kita menghasilkan empat jenis gelombang secara
bersamaan, namun dengan kadar yang berbeda. Dalam kondisi tertentu, misalnya
meditasi, kita dapat secara sadar mengatur jenis gelombang otak mana yang ingin
kita hasilkan.
Setiap orang punya pola gelombang otak yang unik dan selalu
konsisten. Keunikan itu tampak pada komposisi ke empat jenis gelombang pada
saat tertentu. Komposisi gelombang otak itu menentukan tingkat kesadaran
seseorang. Meskipun pola gelombang otak ini unik, tidak berarti akan selalu
sama sepanjang waktu. Kita dapat secara sadar, dengan teknik tertentu,
mengembangkan komposisi gelombang otak agar bermanfaat bagi diri kita.
a. Gelombang Beta
Beta adalah gelombang otak yang frekuensinya paling tinggi.
Beta dihasilkan oleh proses berpikir secara sadar. Beta terbagi menjadi tiga
bagian, yaitu beta rendah 12 – 15 Hz, beta 16 – 20 Hz, dan beta tinggi 21 – 40 Hz.
Kita menggunakan beta untuk berpikir, berinteraksi, dan menjalani kehidupan
sehari-hari.
Meskipun beta sering kali “menghilang” saat kita
memfokuskan pikiran, beta tetap dibutuhkan agar kita dapat menyadari dan ia di
luar diri kita. Bersama dengan gelombang lainnya, beta sangat dibutuhkan dalam
proses kreatif. Tanpa beta, semua kreativitas yang merupakan hasil pikiran
bawah sadar akan tetap terkunci di bawah sadar, tanpa bisa terangkat ke
permukaan dan disadari oleh pikiran.
Walaupun beta merupakan satu komponen yang sangat penting
dalam kondisi kesadaran kita, bila kita beroperasi semata-mata hanya dengan
jenis gelombang ini, tanpa didukung oleh frekuensi yang lebih rendah, maka akan
menghasilkan satu kehidupan yang dipenuhi dengan kekhawatiran, ketegangan, dan
proses berpikir yang tidak fokus.
b. Gelombang Alfa
Alfa adalah jenis gelombang yang frekuensinya sedikit lebih
lambat dibandingkan beta, yaitu 8 – 12 Hz. Alfa berhubungan dengan kondisi
pikiran yang rileks dan santai. Dalam kondisi alfa, pikiran dapat melihat
gambaran mental secara sangat jelas dan dapat merasakan sensasi dengan lima indera dan apa yang
terjadi atau dilihat dalam pikiran. Alfa adalah pintu gerbang bawah sadar.
Pada tahun 60-an dan 70-an, alfa sangat populer dan diklaim
sebagai gelombang otak paling penting, yang merupakan kunci untuk mencapai
kesadaran yang lebih tinggi. Penelitian dengan menggunakan mind technology modern yang dilakukan oleh banyak pakar terkemuka,
antara lain Maxwell Cade dan Anna Wise, membuktikan, bahwa alfa bukanlah jenis
gelombang terpenting.
Manfaat alfa yang utama dan paling penting adalah sebagai
jembatan penghubung antara pikiran sadar dan bawah sadar. Alfa memungkinkan
kita untuk menyadari keberadaan mimpi dan keadaan meditasi terdalam yang kita
capai. Tanpa alfa, kita tidak akan dapat mengingat mimpi atau meditasi yang
sangat dalam, saat kita terbangun atau selesai bermeditasi.
c. Gelombang Theta
Theta adalah gelombang otak pada kisaran frekuensi 4 – 8 Hz,
yang dihasilkan oleh pikiran bawah sadar (subconsciaus
mind). Theta muncul saat kita bermimpi dan saat terjadi REM (rapid eye movement). Pikiran bawah sadar
menyimpan memori jangka panjang kita dan juga merupakan gudang inspirasi
kreatif. Selain itu, pikiran bawah sadar juga menyimpan materi yang berasal dan
kreativitas yang ditekan atau tidak diberi kesempatan untuk muncul ke permukaan
dan materi psikologis yang ditekan. Meskipun kita dapat masuk ke theta dan
mengakses berbagai materi yang tersimpan di sana, bila tidak dibantu dengan gelombang
alfa dan beta, semua materi itu tidak dapat dikenali oleh pikiran sadar. Semua
materi yang berhubungan dengan emosi, baik itu emosi positif maupun negatif,
tersimpan dalam pikiran bawah sadar. Emosi-emosi negatif yang tidak terotasi
dengan baik, setelah masuk ke pikiran bawah sadar, akhirnya menjadi beban
psikologis yang menghambat kemajuan diri seseorang.
Bila kita berhasil masuk ke kondisi theta, kita akan
mengalami kondisi meditatif yang sangat dalam. Semua pengalaman meditatif yang
selama ini dicari oleh orang yang melakukan praktik meditasi, misalnya
keheningan, ketenangan, kedalaman, dan puncak kebahagiaan, dirasakan di dalam
theta. Theta adalah “puncak” di dalam “pengalaman puncak”. Saat komponen
gelombang lainnya berada dalam takaran yang pas, bersama dengan theta, kita
dapat merasakan pengalaman puncak. Saat kita ingin mengobati dan menyembuhkan
tubuh atau pikiran, kita harus masuk ke theta agar dapat mencapai hasil
maksimal.
d. Gelombang Delta
Delta adalah gelombang otak yang paling lambat, pada
kisaran frekuensi 0,1-4 Hz, dan merupakan frekuensi dan pikiran semi sadar (unconsciaus mind). Pada saat kita tidur
lelap, otak hanya menghasilkan gelombang delta agar kita dapat istirahat dan
memulihkan kondisi fisik. Pada orang tertentu, saat dalam kondisi sadar, delta
dapat muncul bersama dengan gelombang lainnya. Dalam keadaan itu, delta
bertindak sebagai “radar’ yang mendasari kerja intuisi, empati, dan tindakan
yang bersifat insting. Delta juga memberikan kebijakan dengan level kesadaran
psikis yang sangat dalam.
Gelombang delta sering tampak dalam diri orang yang
profesinya bertujuan membantu orang lain. Orang yang perlu memahami kondisi
mental, psikologis, atau emosi orang lain. Orang yang berprofesi sebagai
“penyembuh” dan orang yang sangat mengerti orang lain biasanya mempunyai gelombang
delta dalam kadar yang tinggi. Delta muncul tidak hanya saat kita memperhatikan
orang lain, namun juga muncul saat kita berusaha mengerti ide atau konsep,
objek atau seni, atau apa saja yang membutuhkan kesadaran nirsadar yang dalam.
Delta juga disebut dengan orienting response karena berfungsi mengarahkan kita dalam hal
waktu dan ruang. Delta berfungsi sebagai sistem peringatan dini untuk merasakan
adanya ancaman atau bahaya. Delta memungkinkan kita untuk “melihat” informasi
yang tidak dapat ditangkap oleh pikiran sadar. Dari sudut pandang negatif,
delta juga dapat digunakan untuk kondisi berhati-hati yang berlebihan (hypervigilance). Sikap hati-hati yang
berlebihan, atau lebih tepat disebut dengan kepekaan, berguna untuk anak yang
mengalami abuse untuk memastikan kondisi emosi orangtuanya. Dari pengamatannya,
anak itu akan tahu apakah orangtuanya akan memukul atau menghukum dirinya.
Masalah akan timbul bila anak bertumbuh dengan delta yang berlebihan dan secara
terus-menerus “membaca” kondisi emosi di lingkungan sekitarnya dan berusaha
mengendalikan kondisi ini demi keselamatan hidupnya.
Orang dewasa yang terlalu peka, sebagai hasil dan
mengembangkan sikap berhati-hati secara berlebihan sejak kecil dapat secara
positif mengarahkan kepekaannya ini pada kemampuan persepsi psikis dan
penyembuhan. Hal itu dapat dicapai karena radar delta yang telah sangat
berkembang dalam dirinya. Delta juga dihubungkan dengan konsep collective unconscious.
Gelombang beta,
alfa theta, dan delta adalah komponen pembentuk kesadaran kita. Keempat
gelombang itu beropenasi dalam satu jalinan komposisi rumit yang menentukan
kondisi kesadaran kita dalam suatu saat.
No comments:
Post a Comment