Tuesday, March 13, 2012

Mata Batin


Mata Batin (Indera keenam) merupakan intuisi atau juga bisa disebut firasat merupakan pemberian Tuhan kepada setiap manusia. Mata Batin diibaratkan sebuah kaca yang dapat melihat sesuatu (bercermin) atau ibarat pisau tumpul yang dapat diasah sampai tajam sehingga dapat memotong sesuatu benda.
Pada setiap manusia telah dibekali atau diberikan mata batin oleh Tuhan yang bersih tanpa adanya noda sedikitpun. Sehingga dapat melihat segala sesuatu yang tidak terlihat oleh mata lahir atau kasat mata dengan jelas. Akan tetapi manusia – dengan sifat lupa dan bolak-balik atau naik-turun dalam keimanannya – dalam perjalanannya mata batin tersebut akan tertutup dengan sifat-sifat buruk. Sehingga tidak dapat melihat lagi yang tadinya dapat dilihat dengan jelas.
Untuk membersihkan atau mensucikan mata batin kita memerlukan upaya atau usaha, sehingga mata batin tersebut dapat bersih dan dapat melihat kembali dengan jelas. Lelaku atau usaha tersebut dinamakan kebatinan atau jalan spiritual.
Kebatinan adalah laku, usaha dengan melalui rasa, hati yang bening, untuk mengetahui hidup yang sesungguhnya yaitu hidup sejati. Laku batin tersebut dilandasi perbuatan dan perilaku yang baik, budi luhur, hati bersih suci, dengan selalu mendekatkan diri dan manyembah kepada Tuhan.
Beberapa pengalaman akan dialami oleh pelaku kebatinan, ada yang enak, ada yang dirasa berat, semua itu adalah bumbu-bumbu kehidupan dalam menapaki jalan Ilahi.
Pengalaman puncak pelaku kebatinan/spiritualis adalah kenyataan bahwa dirinya sebagai hamba yang berada dalam hubungan serasi dengan Tuhan. Seorang anak manusia telah berada dikehidupan sejati dalam lindungan keagungan Tuhan.
Timbulnya kebatinan sebenarnya adalah hal logis, setelah manusia dalam pengalaman menjalani kehidupan ini, menemukan fakta bahwa hidup dan alam ini, tidak hanya terdiri dari benda-benda dan zat-zat yang lahir saja. Tetapi ada juga hal-hal yang tidak terlihat oleh mata, tetapi sebenarnya ada, eksis. Seperti hanya pikiran, gagasan, batin dan sebagainya.
Setiap tindakan atau perbuatan yang dilakukan manusia terlihat dan dapat dirasakan di alam lahir. Akan tetapi, sebelum perbuatan itu muncul yang nampak oleh kasat mata atau dapat dirasakan oleh panca indera kita, maka terlebih dulu dirasakan dan direncanakan di dalam batin.
Dengan pengertian dasar seperti di atas, maka yang termasuk lahir adalah apa saja yang kelihatan oleh mata, sedangkan yang tidak kelihatan termasuk ranah batin. Sehingga kemampuan seseorang dapat menangkap baik dapat melihat dengan mata lahir, yaitu mata biasa. Dan ada juga orang yang tajam mata batinnya, sehingga mampu melihat yang oleh kebanyakan orang disebut gaib.
Perlu diketahui bahwa setiap orang secara alami – pada dasarnya – memiliki mata batin. Itu anugerah Tuhan, bukan takhayul! Tetapi kemampuan fungsi mata batin, sejak anak kecil telah dikalahkan oleh logika, yang ditanamkan oleh orang tua dan pergaulan umum. Tidak hanya mata batin yang ditutup; kepekaan otak, rasa dan indera yang lain, juga ditutup. Jadi yang terjadi sesungguhnya, kepekaan mata batin, otak batin, rasa batin, itu tidak hilang, hanya sengaja ditutup atau dihalangi atau tidak dikembangkan. Dengan alasan, bahwa memori atau otak kita menganggap tidak sesuai dengan logika. Oleh karena perangkat-perangkat batin secara alami dan sah dimiliki setiap manusia, maka hal tersebut tak bisa dihilangkan. Sekali lagi, yang terjadi hanyalah fungsinya tidak dihidupkan.
Seorang manusia yang terbuka mata lahir dan batinnya, tetap berfungsi otak dan rasa batinnya, dia bisa melihat dan memahami yang kelihatan dan “yang tidak kelihatan”. Sehingga yang disebut dunia nyata itu relatif. Ini tidak perlu diperdebatkan. Artinya, bahwa Bagi saudara-saudara kita yang fungsi perangkat-perangkat batinnya tidak diaktifkan, dibiarkan tertutup, yang dilihat adalah yang nyata secara konkrit. Itu bagus, wajib bersyukur kepada Tuhan, karena mempunyai mata, otak dan panca indera normal yang berfungsi bagus. Sementara itu, saudara-saudara kita yang perangkat-perangkatnya berfungsi lahir batin, mampu melihat dan mengetahui bahwa kenyataan itu terdiri dari dua hal, yaitu yang nyata bagi setiap orang ditambah “yang tidak kelihatan” Ini sebenarnya hal yang normal saja, katakanlah bahwa orang tersebut memanfaatkan sepenuhnya karunia yang diberikan oleh Tuhan.
Dengan paparan tersebut di atas, bahwa setiap orang memiliki atau sudah dibekali mata batin oleh Tuhan. Dalam membuka kembali prangkat-prangkat batin yaitu perlu lebih banyak berdoa kepada Tuhan, tenangkan perasaan Anda, kendalikan emosi, mulailah berlatih santai membuka kembali fungsi-fungsi perangkat “gaib” yang Anda miliki. Tentu untuk itu Anda harus sabar, melatih diri, karena perangkat-perangkat itu sudah lama sekali tidak difungsikan. Kalau terbukanya terlalu cepat atau tiba-tiba, nanti Anda kaget dan bisa mengalami goncangan jiwa.
Pelaksanaan dan latihan tersebut hanya melibatkan dan berhubungan dengan diri Anda sendiri dan diberkati oleh Tuhan. Latihan mengolah batin, bisa dilakukan sendiri atas dasar kemantapan hati yang pasrah total kepada Tuhan atau dengan petunjuk atau bimbingan seseorang yang lebih senior dalam olah kebatinan, yang biasanya disebut Guru.
Bimbingan Guru Laku tersebut untuk menghindari dari beraneka gangguan dan hal-hal yang negatif, sehingga tidak keliru tujuan sejatinya. Silahkan, anda bebas menentukan pilihan. Yang penting anda yakin selalu berada dijalan yang hakiki, yang benar, yang menjadi hak anda  dan itu adalah jalan Ilahi.
Kebatinan adalah jalan yang mulia, metode untuk menghayati kebenaran sejati, mengenali diri sejati, hidup sejati, sehingga hubungannya dengan Tuhan, serasi.

1 comment: