Kesehatan memiliki kata dasar sehat, artinya
segar, rasa nyaman. Sehat jasmani dan rohani merupakan salah satu kekayan dan
anugrah yang diberikan Allah kepada manusia yang tidak ternilai sehingga
kesehatan tubuh harus dijaga, ditingkatkan, dan tidak boleh diabaikan.
Dalam sebuah buku “The Yellow Emperor’s Classic of Internal Medicine”
sebuah buku pengobatan Cina yang sangat terkenal sejak lima ribu tahun yang lalu, dinyatakan:
Dokter terbaik adalah dia yang mampu menyembuhkan
penyakit sebelum diderita, bukan yang menyembuhkan setelah penyakit itu
terjadi.
Oleh sebab itu, semua orang tentunya tidak mau terkena penyakit
sedikitpun, tetapi jarang orang yang sadar, ketika ia sehat, terhadap
kesehatannya. Kebanyakan orang malah kesadaran akan pentingnya sehat itu ketika
dirinya terkena penyakit. Sebagaimana Rasululah Saw. Bersabda: “Dua
nikmat yang dapat melalikan banyak orang: kesehatan dan kekosongan (waktu).”
Begitu juga dengan kesadaran akan spiritualnya, di mana kebanyakan
orang dengat dengan Thunan-nya ketika ia menderita penyakit. Padahal ketika
masih sembuh atau bahkan sesudah penyakitnya sembuh, lupa terhadap Tuhan-nya.
Dan banyak di antara kita yang mengabaikan akan nilai-nilai spiritualnya, apa
perintah dan larangan-Nya tidak begitu diperhatikan.
Begitu juga, kita akan merasakan nikmatnya sehat
ketika ia merasakan sakit, baru ia sadar bahwa kesehatan itu sangatlah perlu
untuk dipelihara. Seperti halnya ketika Anda kelilipan sebutir debu yang masuk
ke dalam kelopak mata sehingga Anda tidak bisa melihat dengan normal, baru
merasakan bahwa nikmat melihat itu sangat-sangat diperlukan. Padahal baru nikmat
yang kecil seperti itu.
Tidak sedikit orang kaya tetapi sakit parah
sehingga dengan cara menukar seluruh harta kekayaan yang dimilikinya untuk
meraih kesembuhan. Dengan demikian jelas bahwa kesehatan memiliki nilai yang
sangat harga bila kita bandingkan dengan kekayaan.
Ketika dalam keadaan sakit seseorang untuk berani
berbuat apa saja demi kesembuhan dari sakitnya, sehingga harta yang ia miliki
dijadikan modal atau biaya untuk meraih kesehatan tersebut sampai hartanya
tersebut habis. Dan banyak orang yang berputus asa karena penderitaan atau rasa
sakit yang dideritanya tidak kunjung sembuh. Dari putus asa tersebut banyak
orang yang mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri seperti minum racun serangga,
gantung diri, dan lain sebagainya.
Itulah pentingnya kita dalam membuka dan juga sekaligus menajamkan
mata batin kita. Karena kita dituntut untuk selalu mengingat dan dekat dengan
Allah Swt., bukan pada saat kita dalam keadaan sakit saja tetapi juga sepenjang
kita hidup, baik dalam keadaan sakit, sembuh, susah, dan senang. Sehingga tidak
menggunakan cara-cara yang dilarang oleh Allah Swt. yaitu salah satunya dengan
berobat ke dukun atau bahkan sampai nekad bunuh diri karena keputusasaan yang
dimilikinya.
Dalam bab sebelumnya, sudah dibahas bagaimana membuka dan menajamkan
mata batin, sangkan dinding-dinding batin kita tidak terhalang oleh
kotoran-kotoran yang dapat menghalangi cahaya Illahi basuk ke dalam batin kita.
Boleh jadi batin yang sudah tertutup dengan kotoran yang sudah lama menempel
dan susah untuk dibersihkan, tetapi apabila kita punya keinginan dan kesabaran
untuk membersihkan batin kita lambat-laun akan bersih sehingga terbuka dan
tajam. Hal tersebut sangatlah penting dalam kehidupan kita sehari-hari,
terutama dalam penyembuhan maupun pencegahan penyakit yang menyerang tubuh
kita.
Sebaliknya, jika kita membiarkan batin kita terus tertutup dengan
kotoran-kotoran yang menghalanginya dan tidak pernah untuk dibersihkan, maka
lama-kelamaan akan semakin tebal sehingga batin kita semakin gelap karena tidak
bisa masuknya cahaya illahi. Secara otomatis penyakitpun akan mudah menyerang
tubuh dan jiwa kita.
No comments:
Post a Comment