Bagi siapa saja yang tertutup hatinya dengan
kotoran dari sifat-sifat buruk – sebagaimana telah dibahas pada sub bagian
sebelumnya – jangan merasa khawatir akan tertutup selamanya dan tidak dapat
disembuhkan atau dibersihkan. Karena akan dibahas pada sub bagian ini mengenai
kifarat atau cara mengobati penyakit hati tersebut. Sehingga terbukalah mata
hati kita, maka terlebih dulu harus mensucikannya dari kotoran-kotoran yang
menempel dalam hati sehingga menghalangi mata batin.
Ada beberapa cara untuk mengobati atau
membersihkan hati kita dari kotoran-kotoran yang menghalanginya, yaitu, pertama
dengan mencari guru yang mengetahui penyakit hati kita. Ketika kita datang
kepada guru tersebut, kita harus datang dengan segala kepasrahan. Kita tidak
boleh tersinggung jika guru itu memberitahukan penyakit hati kita.
Seorang guru harus mencintai kita dengan tulus
dan begitu pula sebaliknya, kita harus mencintai guru kita dengan tulus. Apa
pun yang dikatakan guru, kita tidak menjadi marah. Kita juga harus mencari guru
yang lebih sedikit penyakit hatinya daripada diri kita sendiri.
Kedua, mendapatkan
sahabat yang jujur. Sahabat adalah orang yang membenarkan bukan yang
`membenar-benarkan' kita. Sahabat yang baik adalah yang membetulkan kita, bukan
yang menganggap apapun yang kita lakukan itu betul.
Ketiga, jika sulit
mendapatkan sahabat yang jujur, kita bisa mencari musuh dan mempertimbangkan
ucapan-ucapan musuh tentang diri kita. Musuh dapat menunjukkan aib kita dengan
lebih jujur ketimbang sahabat kita sendiri. Keempat, memperhatikan
perilaku orang lain yang buruk dan kita rasakan akibat perilaku buruk tersebut
pada diri kita. Dengan cara itu, kita tidak akan melakukan hal yang sama. Hal
ini sangat mudah karena kita lebih sering memperhatikan perilaku orang lain
yang buruk daripada perilaku buruk kita sendiri.
Penyakit-penyakit hati dalam roh kita adalah
ibarat pohon berduri dalam hati. Bersamaan dengan tambahnya umur, bertambah
pula kekuatannya. Tak ada lagi waktu yang lebih tepat untuk menebang pohon
berduri di hati kita itu selain saat ini. Esok hari, penyakit itu akan semakin
kuat sementara tenaga kita bertambah lemah. Tak ada daya kita untuk
menghancurkannya.
KEMURAHAN HATI
ADALAH AWAL MEDITASI
Kita akan membahas sesuatu yang membutuhkan batin
yang dapat menembus sangat dalam. Kita harus mulai dari sangat dekat, oleh
karena kita tidak bisa pergi sangat jauh jika kita tidak tahu bagaimana mulai
dari sangat dekat, jika kita tidak tahu bagaimana mengambil langkah pertama.
Mekarnya meditasi adalah kebaikan, dan kemurahan hati adalah awal meditasi.
Kita telah membahas banyak hal yang menyangkut kehidupan, otoritas, ambisi,
ketakutan, keserakahan, irihati, kematian, waktu; kita telah membahas banyak
hal. Jika Anda telah mengamati, jika Anda telah menyelaminya, jika Anda telah
menyimak dengan benar, semua itu adalah landasan bagi batin yang mampu
bermeditasi. Anda tidak dapat bermeditasi jika Anda penuh ambisi – Anda mungkin
bermain-main dengan gagasan meditasi. Jika batin Anda terbelit otoritas,
terbelenggu tradisi, menerima, mengekor, Anda tidak akan tahu apa artinya
bermeditasi terhadap keindahan luar biasa ini.
Mengejar pemenuhan lewat waktu menghalangi
kemurahan. Dan Anda memerlukan batin yang bermurah hati – bukan hanya batin
yang luas, batin yang penuh ruang, tetapi juga hati yang memberi tanpa berpikir
panjang, tanpa motif, dan tidak mencari pahala sebagai balasan. Tetapi memberi
sedikit atau banyak yang kita miliki, sifat spontanitas yang tertuju keluar,
tanpa pembatasan, tanpa menahan sesuatu, adalah perlu. Tidak mungkin ada
meditasi tanpa kemurahan, tanpa kebaikan – yang adalah bebas dari kebanggaan,
tidak pernah memanjat tangga kesuksesan, tidak pernah tahu apa artinya menjadi
masyhur; yang berarti mati terhadap segala sesuatu yang pernah kita capai,
setiap menit sepanjang hari. Hanya pada tanah yang begitu subur kebaikan dapat
tumbuh, dapat mekar. Dan meditasi adalah mekarnya kebaikan.
No comments:
Post a Comment