Saturday, March 10, 2012

Timbulnya Masalah Kartu Kredit


Sekarang ini kita seakan dimudahkan untuk berhutang. Berbagai bank seakan berlomba-lomba menawarkan kartu kredit dan kredit tanpa agunan melalui para pramuniaganya yang sering kita jumpai di pusat-pusat perbelanjaan. Dengan iming-iming berbagai kemudahan, fasilitas dan hadiah yang tentunya sangat menggoda kita. Menggunakan kartu kredit mungkin bagi sebagian besar orang sudah termasuk bagian dari gaya hidupnya.
Fungsi kartu kredit sebenarnya tidak lebih sebagai alat tukar belaka sebagaimana uang. Bedanya, dengan kartu kredit kita tidak perlu membayar secara tunai terlebih dahulu karena ditalangi oleh bank penerbit kartu kredit yang kita gunakan. Sebagian orang menggunakan kartu kredit sebagai sarana antisipasi atau berjaga-jaga kalau sewaktu-waktu diperlukan, seperti saat harus banyak memerlukan biaya karena perawatan rumah sakit dan berbagai keperluan mendesak lainnya. Hanya saja, sebagian orang ada yang kebablasan karena tergoda dengan segala fasilitas beserta kemudahannya yang ujung-ujungnya membebani mereka untuk membayar dan menjerat mereka dengan hutang yang berbunga-bunga. Nah, bila Anda ingin menggunakan kartu kredit, ada baiknya Anda selalu membayar penuh kartu kredit sebelum tanggal pencetakan tagihan kartu kredit setiap bulan.
Dengan cara ini berarti Anda termasuk tipe pelanggan yang cerdik dan hanya menggunakan kartu kredit sebagai cara yang nyaman untuk mengendalikan pengeluaran dan berbelanja tanpa menggunakan uang tunai atau cek. Di sini Anda memanfaatkan jeda waktu bebas bunga yakni antara tanggal belanja dengan waktu sebelum tagihan kartu kredit dicetak. Pada saat jeda waktu tersebut maka bunga kartu kredit belum dihitung dan bila kita membayar lunas sebelum tagihan kartu kredit dicetak maka kita tidak dikenakan bunga sama sekali. Dengan bersikap seperti ini maka Anda akan mendapatkan manfaat yang sangat tinggi dari kartu kredit. Selain itu, Anda juga dapat menikmati /discount/ hasil dari membelanjakan kartu serta mendapatkan poin untuk kemungkinan mendapat hadiah.
Namun saat ini beberapa kartu kredit telah mengenakan bunga sejak tanggal transaksi. Maka telitilah dan tanyakan kepada customer service kartu kredit tersebut bagaimana mereka mengenakan bunga. Pilihlah kartu kredit yang mempunyai jeda waktu bebas bunga.
Bagi Anda yang ekonomi pas-pasan dan tidak memperhatikan peraturan-peraturan tersebut, sehingga dalam menggunakan kartu yang dipegang Anda melanggar pasal-pasal peraturan tersebut. Pada akhirnya yang terjadi adalah Anda terjebak ke dalam utang dan terjadilah malapetaka.
Ketika kartu kredit macet, tentunya yang pusing bukan cuma Bank saja. Si pemegang kartu kartu (umumnya) juga mengalami tekanan batin yang tidak kecil. Contohnya adalah seorang kenalan saya. Dia memiliki masalah dengan kartu kreditnya hingga gelisah dan stres. Hampir tiap hari ia ditelepon oleh debt collector. Bukan cuma sekedar teguran yang diterimanya tetapi juga ancaman. Padahal, dari pengamatan saya, dia termasuk orang yang cukup berada. Jadi mengapa kenalan saya tersebut bisa sampai terjerat hutang kartu kredit? Meskipun saya tidak tahu persis penyebabnya, tetapi kemungkinan besar ia melakukan salah satu (atau bahkan beberapa) dari 7 kesalahan terbesar dalam menggunakan kartu kredit.
1.   Tidak melunasi seluruh tagihan kartu kredit
Ini boleh dikatakan merupakan penyebab utama mengapa banyak orang yang terjerat dalam hutang kartu kredit. Tidak sedikit orang yang hanya membayar sejumlah “pembayaran minimum”. Ketika anda melakukan ini, maka saldo hutang yang tersisa akan terkena bunga yang sangat tinggi (bisa mencapai 2,9-4 persen per bulan) . Ketika anda melakukan kesalahan ini, maka ibaratnya anda sudah mengambil langkah pertama untuk masuk ke dalam jeratan hutang kartu kredit. Lunasi seluruh tagihan kartu kredit Anda!!!
2.   Menganggap kartu kredit sebagai kartu debit (ATM)
Ini merupakan salah satu kesalahan yang paling fatal dalam menggunakan kartu kredit. Kartu Kredit bukanlah Kartu Debit (ATM). Hindari menarik uang cash dengan menggunakan kartu kredit karena ini akan dikenakan bunga dan biaya tarik tunai yang sangat tinggi (bahkan lebih tinggi daripada angka yang saya tuliskan di kesalahan no 1).
3.   Menggunakan kartu kredit untuk membayar hutang
Kartu kredit termasuk ke dalam jenis hutang Unsecured Debt, alias hutang tanpa agunan. Hutang semacam ini dikenakan bunga yang tinggi. Oleh karena itu hutang semacam ini tidak tepat dipakai untuk modal usaha/bisnis karena akan sangat membebani kondisi keuangan usaha/bisnis anda. Kesalahan lainnya yang tergolong serupa adalah menggunakan kartu kredit untuk menutup ataupun membayar cicilan hutang tipe Secured Debt/hutang yang menggunakan jaminan. Hutang yang menggunakan jaminan (spt KPR, KMK, dll), bunganya secara umum lebih ringan. Oleh sebab itu jika anda menggunakan kartu kredit untuk membayar hutang tipe ini, berarti anda malah “menukar” hutang yang bunganya lebih ringan dengan hutang yang bunganya lebih berat. Salah satu “malapetaka” terbesar dalam menggunakan kartu kredit terjadi ketika kesalahan no.2 dan kesalahan no.3 “dikombinasikan”. Contoh paling umum malapetaka seperti ini adalah ketika pemegang kartu kredit mengambil uang tunai dengan kartu kredit yang satu untuk membayar tagihan kartu kredit yang lain.
4.   Tidak disiplin mengontrol penggunaan Kartu Kredit dan tagihannya
Kesalahan ini biasanya berawal dari kalimat “Gesek aja dulu…” dan lalu diikuti di akhir bulan dengan kalimat “Astaga!?! Kok gede amat tagihannya” Tentukan batas maksimum yang boleh Anda gesek setiap bulannya. Lalu kontrol dan catat setiap pemakaian kartu kredit anda setiap hari. Ketika jumlah pemakaian tersebut sudah mendekati batas maksimum yang anda tentukan, segel kartu kredit anda, atau jika perlu (bagi yang lemah terhadap godaan belanja), tinggalkan kartu kredit di rumah. Masih terkait dengan kesalahan no 4 ini, adalah tidak disiplin dalam pembayaran kartu kreditnya. Jangan menunggu hingga hari batas terakhir untuk melunasi kartu kredit anda, karena jika di hari tersebut anda sibuk/lupa/ada urusan mendadak, maka bisa-bisa tagihan tersebut jadi tidak terbayar.
5.   Terlalu banyak memiliki Kartu Kredit
Semakin banyak Kartu Kredit yang anda miliki, semakin sulit bagi anda untuk mengontrol pengeluaran masing-masing kartu kredit. Dalam pelunasan kartu kredit pun anda akan lebih direpotkan karena perlu mengingat tanggal pelunasan masing-masing kartu agar tidak terlambat bayar. Beberapa financial planner menyarankan untuk memiliki Kartu Kredit maksimal 3 saja. Kalau lebih dari itu, mungkin mulai bisa mempertimbangkan untuk menggunting sisanya.
6.   Menganggap Kartu Kredit sebagai ”Uang Tambahan”
Meskipun kedengarannya sulit dipercaya, tetapi tidak sedikit orang yang menganggap Kartu Kredit sebagai Uang Tambahan. Ketika permohonan kartu kreditnya disetujui, mereka pun kegirangan seperti mendapatkan “durian runtuh”. Seringkali ini lalu berujung dengan “pesta belanja” menggunakan kartu kredit baru tersebut. Memiliki kartu kredit bukanlah berarti bahwa anda mempunyai lebih banyak uang untuk dibelanjakan. Kartu kredit bukanlah “berkah”, “rezeki” ataupun “durian runtuh”. Jika Anda tidak bijak dalam menggunakannya, yang ada justru hanyalah “malapetaka”. Ingatlah bahwa Kartu kredit hanyalah merupakan alat bantu pembayaran dan bukan pendapatan tambahan. Anda bisa berhutang kepada bank dengan menggunakan kartu kredit, tetapi cepat atau lambat hutang kartu kredit tersebut tentu harus Anda bayar.
7.   Menggunakan kartu kredit untuk semua belanja dan pembayaran
Tidak sedikit orang menggunakan kartu kredit untuk semua jenis pembelanjaan. Padahal, untuk beberapa jenis produk, akan lebih baik jika dibeli dengan menggunakan uang cash. Ketika Anda berbelanja dengan kartu kredit, pihak penjual barang akan dikenakan biaya sebesar 2,5-3 presen dari harga transaksi itu oleh pihak bank. Untuk beberapa jenis produk (terutama yang margin labanya kecil), penjual barang tidak bersedia menanggung biaya tersebut, sehingga mengoper biaya tersebut kepada pembeli (alias Anda). Biasanya dalam kasus seperti ini, penjual akan mengatakan bahwa “Kalau memakai kartu kredit, kita kenakan charge”. Pada saat ini, biasanya charge ini sebesar 3,5 presen. Jika Anda tetap membelinya dengan cara seperti ini, Anda telah membayar bunga 3,5 presen hanya untuk “menunda” sebentar membayar belanjaan itu. Padahal uang yang Anda taruh di tabungan mendapatkan bunga yang jauh di bawah itu. Bahkan jika penjual barang tersebut tidak mengenakan charge, cobalah untuk bertanya apakah ada diskon untuk pembelian cash. Seringkali Anda akan mendapatkan potongan harga yang lumayan untuk pembelian dengan menggunakan uang Cash.

Ketika Anda tidak melakukan salah satu dari tujuh kesalahan yang membuat Anda terjebak dalam masalah utang, ini merupakan sebuah prestasi bagi Anda. Akan tetapi Anda harus siap-siap dengan tawaran manis berikutnya – dari pihak yang menerbitkan karti kredit (bank) –, berupa tawaran Pinjaman lunak atau loan (bunga 1 – 2 persen fixed), ini kadang sangat menggoda Anda di saat Anda memang membutuhkannya. Atau juga tawaran kartu kredit untuk pasangan Anda, nah jika Anda hebat dan bisa menahan hawa napsu Anda, maka orang terdekat Anda belum tentu bisa. Apalagi hampir semua barang sekarang bisa dibayar dengan kartu kredit. Belaja di supermarket, beli barang elektronik, beli mobil phone terbaru, bayar telpon, akses internet dan segudang barang-barang pembangkit gaya hidup konsumtip lainnya.
Tawaran kartu kredit bank lain yang lebih mudah kalau Anda sudah punya kartu kredit dan terbukti patuh membayar dan membelanjakan. Dengan iming-iming tanpa iuran tahunan, tanpa bunga, tanpa proses berbelit, dan tanpa yang lain. Ini juga godaan terberat beriktunya. Tawaran asuransi yang akan mendebit kartu kredit Anda setiap bulan, kalau Anda butuh asuransi boleh saja tapi kalau tidak ini juga merupakan pengeluaran langsung.
Kartu Kredit bermasalah bila pelunasan/pembayaran yang telah ditentukan tidak dilaksanakan. Ketika seorang nasabah sanggup melaksanakan kewajibannya melunasi/membayar tagihan kartu kredit, maka pihak bank akan melakukan upaya untuk menagih nasabah dengan berbagai macam cara, yakni menelpon nasabah secara berulang-ulang setiap harinya, baik ke rumah maupun ke kantor.
Tahap selanjutnya menelpon pihak saudara terdekat nasabah yang tercantum di aplikasi yang pernah kita serahkan kepada bank. Setelah itu selanjutnya mulai melakukan teror dengan mengirim debt collector ke rumah maupun ke kantor, maka sudah dapat dipastikan kepanikan dan kekhawatiran akan menjadi santapan Anda hari demi hari.
Jika tagihan kartu kredit Anda tertunggak selama 3 - 6 bulan biasanya bank akan menggunakan jasa agen. Jasa agen ini ada yang dilakukan perorangan atau yang dikoordinir melalui suatu badan hukum/usaha. Kebanyakan perusahaan Kartu Kredit (Debt collector) memang memanfaatkan rasa malu yang dimiliki nasabah (karena punya hutang), serta ketidaktahuan nasabah pada hukum untuk berbuat di luar aturan atau melanggar hukum. Misalnya mengganggu orang-orang di sekitar nasabah seperti keluarga, atau orang-orang di tempat kerja dengan menteror dengan kata-kata kasar dan mengancam, bahkan dengan mendatangi tempat kerja atau kediaman, juga mencegat di tempat-tempat umum.
Bisa saja nasabah terus menghindar dari kejaran debt collector, atau memberikan suap pada debt collector yang menagihnya hingga akan datang lagi debt collector lain yang akan minta Anda suap juga tanpa ada batasan waktu. tetapi itu hanya sementara saja, karena esensi sesungguhnya tidak terselesaikan. Nasabah tetap tidak bisa tidur nyenyak, was-was, paranoid dan selalu ketakutan. Sedangkan bunga dari tagihan kartu kredit itu sendiri semakin membengkak (bunga berbunga) dan tetap perlu diselesaikan, sementara dana sudah keluar banyak untuk menyuap.
Sebagai alat bayar yang sah, kartu kredit yang diterbitkan oleh bank sebagai penerbit kartu kredit tidak meminta jaminan dari pihak nasabah. Bank sebagai penerbit kartu kredit kurang teliti dan tidak melakukan penyidikan yang mendetail terhadap data yang diberikan oleh pihak calon nasabah, contohnya; pihak penerbit kartu kredit tidak mengecek slip gaji, eksistensi perusahaan maupun kemampuan sebenarnya yang dimiliki nasabah. Beban hutang kartu kredit seorang nasabah tidak dapat dilimpahkan atau menjadi tanggungkan kepada pihak ketiga atau ahli warisnya.
Pihak bank yang menerbitkan kartu kredit di samping akan memberikan penawaran pasilitas atau kelebihan-kelebihan yang didapatkan bagi nasabah, juga disertakan peraturan-peraturan, baik prasarat bagi Anda untuk mendapatkan kartu tersebut, maupun peraturan bagi Anda pengguna kartu kredit. Sehingga Anda – terutama yang menggunakan – haruslah memperhatikan peraturan yang dikeluarkan oleh bank tadi.
Akan tetapi, bagi Anda yang telah terlanjur menggunakan kartu kredit namun tidak ingin terjerat hutang yang sepertinya tidak selesai-selesai dan masuk dalam pusaran setan (vicious circle), maka sebaiknya Anda perlu memperhatikan hal-hal berikut: pertama, manfaatkan program transfer balance berbunga rendah dari beberapa bank penyelenggara kartu kredit. Saat ini beberapa bank menawarkan kemudahan pelunasan tagihan kartu kredit kita dengan cara memindahkan saldo tagihan kartu kredit kita kepada kartu kredit terbitan bank atau lembaga keuangan yang menawarkan fasilitas tersebut. Yang menarik, program transfer balance tersebut menawarkan bunga yang jauh lebih rendah bahkan bebas bunga selama periode tertentu. Program “transfer balance” banyak ditawarkan dengan jangka waktu tertentu misalkan 3 bulan, 6 bulan dan 1 tahun. Jadi sesuaikan kemampuan keuangan kita dan pilihlah yang paling cocok dengan jangka waktu tersebut. Apabila ini dilakukan, maka beban keuangan kita akan menurun, bahkan mungkin kita dapat memiliki nafas lebih banyak untuk segera dapat melunasi seluruh tagihan.
Kedua, manfaatkan tawaran pinjaman pribadi tanpa agunan (multiguna) dari beberapa bank. Saat ini beberapa bank juga menawarkan pinjaman pribadi tanpa agunan dengan cicilan tetap per bulan. Cobalah analisis kemampuan bayar kita per bulan. Ambillah cicilan per bulan yang dapat ditanggung kita. Lunasilah seluruh tagihan kartu kredit kita dengan pinjaman tersebut. Bila ini dilakukan niscaya akan terasa bahwa secara pengeluaran per bulan akan lebih meringankan beban keuangan kita. Kedua program tersebut dapat menjadi alternatif yang cukup baik untuk menyelesaikan kewajiban kita untuk melunasi kartu kredit. Namun biasanya para analis kartu kredit program transfer balance dan pinjaman tanpa agunan akan melihat “track record” pembayaran kartu kredit kita dan pembayaran kredit lainnya di bank lain jika ada. Jika analis tersebut melihat sejarah kartu kredit kita cukup baik, dalam arti minimal selalu membayar jumlah minimum pembayaran secara tepat waktu maka biasanya mereka akan menyetujui permohonan kita. Sebelum Anda memutuskan untuk menjadi seorang pelanggan kartu kredit, sebaiknya Anda perlu menimbang hal-hal berikut ini:
a.   Seleksi bank penerbit kartu kredit yang kredibel dan kemudahan yang didapat dari kartu kredit.
b    Seleksi jenis kartu kredit, apakah jenis silver, gold, atau platinum.

Ketiga, cara pandang Anda terhadap kartu kredit itu sendiri. Kita tentu tidak ingin menjadi warga negara yang merepotkan negara kita. Saat ini saja telah terdapat “potential loss” yang harus ditanggung Bank Indonesia dari penggunaan kartu kredit para deposan yang jumlahnya telah lebih dari 1 triyun rupiah. Suatu angka yang fantastis, bukan? Jangan malu untuk hidup apa adanya asalkan kita dapat hidup tenang dan tidak terjerat hutang. Seandainya keadaan harus membuat Anda berhutang, lebih baik meminjamlah dengan kerabat atau teman-teman dekat yang tentunya Anda harus mengembalikan pinjaman yang diberikan sesuai dengan janji Anda. Barangkali kita perlu bercermin dengan gaya hidup salah satu tokoh panutan kita, Muhammad Hatta, yang untuk membeli sepasang sepatu pun terpaksa harus menabung terlebih dahulu. Sayang, sang Illahi memanggil beliau saat sepatu yang diidamkan belum sempat terbeli karena uang yang ditabung belum cukup. Namun, satu teladan telah beliau ajarkan pada kita yaitu untuk hidup sederhana dan jujur.

No comments:

Post a Comment