Monday, March 12, 2012

PIKIRAN CIPTAKAN PRILAKU ANDA


Ketika terjadi bencana alam tsunami di pantai selatan Pulau Jawa pada 2007, betapa dahysatnya bencana tersebut sehingga dapat memululantahkan apapun yang ada di sekitar pantai. Akibat bencana alam tersebut banyak korban jiwa dan juga harta benda. Sehingga pemerintah menetapkan sebagai bencana nasional. Hampir semua media masa, baik cetak maupun elektronik, bencana tsunami tersebut menjadi dan sebagai topik utama dalam pemberitaannya sampai beberapa minggu.
Tapi yang sedikit heran, senang dan juga takjub, bergalau menjadi satu, karena saya mendengar kabar bahwa saudara saya, Hamdani, salah satu korban yang selamat. Saya tau bahwa rumahnya persis berada tidak jauh dari pantai yaitu hanya 100 meter dari bibir pantai. Padahal saya sudah beruaha mencari kabar saudara saya tadi dan bertanya-tanya, apakah ia selamat atau tidak? Bisa dibayangkan betapa dekatnya rumah dengan pantai, dan apabila terjadi tsunami tidak heran lagi pasti akan luluhlantah. Bukan cuma rumahnya Hamdani yang ada di situ tapi banyak juga rumah yang lain yang posisinya sama karena itu merupakan suatu perkampungan yang lumayan padat penduduk. Ketika air menerjang perkampungan tersebut semuanya menjadi rata dengan tanah dan perkampungan yang tadinya rame dengan kegiatan masyarakatnya menjadi hilang.
“Saya pada waktu itu kebetulan berada di rumah lagi bersiap-siap mau berangkat ke laut untuk nangkap ikan. Untungnya saya belum berangkat. Jadi, saya tau gimana pada waktu datang air yang begitu besar yang masuk ke daratan. Tanpa pikir panjang langsung saya lari menjauh dari pantai bersama yang lainnya juga, sambil teriak ‘Air, air, air….! air naik….! Tsunami….!!!’,” tuturnya.
Tetapi yang menjadi saya kagum dan tidak habis piker, padahal ia tidak bisa manjat, dengan sepontan, tanpa harus belajar terlebih dulu, ia bisa manjat dengan sangat cepat, lebih cepat dari orang yang sudah terbiasa manjat pohon. “dan saya langsung manjat pohon kelapa. Padahal saya sebelumnya belum pernah dan sebenarnya tidak bisa manjat pohon. Sadar-sadar setelah air mulai surut sekitar 30 menitan dalam hati saya berkata ‘kok saya bisa manjat ya?’. Itulah keajaiban yang saya alami yang sebelumnya tidak pernah dialaminya”, tambahnya lagi.
Itulah kekuatan pikiran yang menggerakan prilaku, seperti yang dialami oleh Hamdani, yang sebelumnya tidak terpikir untuk bisa manjat pohon sehingga dengan sepontan ia bisa. Kekuatan pikiran yang dahsyat ini dapat menggerakan kita baik disadari maupun tidak. Seperti contoh lain, banyak cerita dari para demonstran ketika reformasi berlangsung tahun 1998, yang pada waktu itu masih bersetatus sebagai mahasiswa. Tahukah Anda apa yang terjadi ketika demonstarasi berlangsung? Mungkin Anda sudah tahu tentang cerita ini. Pada waktu deminstran berlangsung dan akhirnya dibubarkan oleh aparat keamanan dengan cara paksa. Dan apa yang terjadi? Para demonstran tersebut lari berhamburan untuk menyelamatkan dirinya masing-masing, dengan mudahnya ia dapat memanjat dan meloncati pagar tembok yang tinggi. Itu merupakan hal yang luar bisa, apapun yang tadinya tidak mungkin menjadi mungkin.
Pernahkah terlintas dalam pikiran Anda, bahwa merasa Anda ini demikian hebat. Misalnya, Anda tidak mungkin keliru dalam menyusun program dan menjalankan suatu pekerjaan, semuanya akan berjalan beres tampa ada masalah? Mungkin ketika itu Anda membuat diri Anda sendiri merasa takjub dengan melakukan sesuatu yang bersifat dramatis yang tidak pernah Anda sangka Anda sangup melakukannnya. Atau mungkin juga Anda pernah mengalami hal sebaliknya, di mana sesuatu yang Anda sudah rencanakan tidak satu pun berjalan dengan sempurna atau beres (kacau balau). Anda mungkin ingat saat-saat ketika Anda kacaukan hal-hal yang biasaya Anda kerjakan dengan mudah, ketika setiap langkah Anda keliru, ketika setiap pintu terkunci, ketika segala yang Anda coba ternyata keliru.
            Sebenarnya tidak ada yang beda dalam diri Anda. Anda tetap Anda. Sumber-sumber daya yang Anda miliki tetap sama. Akan tetapi, kenapa Anda terkadang menghasilkan sesuatu yang begitu mengecewakan. Atau menghasilkan sesuatu yang mengagumkan dan membanggakan?
Hampir kebanyakan orang dari kita mengalami hal-hal seperti itu, terkadang ada dalam pikiran begitu bahagia, bangga, kagum, senang dan lain sebagainya. Karena pikiran pada waktu itu ada dalam pikiran memberdayakan – keyakinan, kasih, kekuatan batin, sukacita, kepercayaan – yang menggali sumber daya pikir yang hebat. Atau juga sebaliknya, terkadang ada dalam kondisi yang sangat menyedihkan, khawatir, was-was, gundah, cemas, bahkan sampai mengalami stres dan depresi sehingga timbul keputusasaan. Karena pikirannya pada waktu itu ada dalam pikiran melumpuhkan – kebingungan, depresi, kesedihan, prustasi, ketakutan, kekecewaan – yang membuat kita dibuatnya tidak berdaya. Kita semua mengalami keadaan seperti itu secara bergantian, yaitu kondisi baik dan buruk.
Menurut Anthony Robbhins, dalam bukunya yang berjudul Unlimited Power, menyatakan bahwa memahami pikiran adalah kunci memahami perubahan dan mencapai kesempurnaan. Karena perilaku kita adalah hasil dari pikiran kita.

Pikiran-pikiran Anda akan mendorong terbentuknya berbagai imej dan gambar dalam diri Anda, termasuk emosi yang menyertainya. Imej-imej dan emosi tersebut akan mendorong terciptanya berbagai prilaku dan tindakan-tindakan. Tindakan Anda kemudian akan menghasilkan berbagai konsekuensi dan akibat yang akan menentukan hal-hal apa saja yang menimpa Anda.

Hal tersebut di atas membuktikan bahwa imej dan emosi Anda merupakan gambaran dari pikiran Anda. Pada saat keadaan Anda baik berarti pikiran Anda pun lagi baik (positif), tetapi sebaliknya, pada saat keadaan Anda tidak baik (buruk) berarti pikiran Anda pun lagi buruk (negatif). Artinya, keadaan – baik  atau buruk – yang ada dalam diri Anda dipengaruhi oleh pikiran – baik (positif) atau buruk (negatif). Dari pikiran Anda itulah akan menghasilkan prilaku Anda sendiri.
Sebuah imej dan emosi dapat didefinisikan sebagai jumlah dari jutaan peruses neurologis yang terjadi dalam pikiran Anda sendiri. Dengan kata lain, jumlah total dari informasi yang diterima otak kita melalui panca indera pada setiap detiknya. Setelah informasi tersebut masuk dan diterima serta diterjemahkan oleh otak Anda, maka terciptalah pikiran Anda, dari pikiran tersebut akan menghasilkan sebuah prilaku Anda. Seperti apa perilaku yang kita tunjukan – pada diri sendiri maupun orang lain – baik atau buruk.
Kebanyakan pikiran Anda terjadi tanpa secara sadar Anda arahkan. Anda melihat sesuatu dan menanggapinya dengan memasuki suatu pikiran. Itu mungkin pikiran positif dan bermanfaat, atau pikiran negatif dan membatasi, tetapi tidak banyak yang diperbuat kebanyakan orang untuk mengendalikanya.

Perbedaan antara mereka yang gagal mencapai sasaran-sasaran dalam kehidupannya dengan mereka yang sukses adalah perbedaan antara mereka yang tidak mampu menempatkan dirinya dalam kondisi yang mendukung dengan mereka yang secara konsisten mampu menempatkan dirinya dalam kondisi yang mendukung dalam pencapaian-pencapaiannya. Sedangkan kemampuan mengarahkan kehidupannya sendiri adalah kemampuan mengetahui bagaimana caranya mengendalikan dan mengarahkan pikiran Anda.

Dengan mengendalikan dan mengarahkan pikiran Anda, Anda akan mampu untuk menempatkan diri Anda dalam kondisi yang mendukung dalam pencapaian-pencapaian suatu tujuan Anda. Tetapi sebaliknya, apabila Anda tidak mampu mengendalikan dan mengarahkan pikiran Anda kedalam kondisi tersebut, jangan harap untuk mencapai apa yang menjadi tujuan.

No comments:

Post a Comment