- Tidak sembarangan mencantumkan data-data pribadi
Ada kiat-kiat khusus untuk
mencegah dan menangkal pembobolan. Antara lain, mulai saat ini jangan
sembarangan berasyik-asyik menggunakan e-mail dan blog internet
gratisan berbasis provider dari luar negeri seperti e-mail gratis
dari yahoo, google dan semacamnya.
Disarankan
pula agar tidak sembarangan mencantumkan data-data pribadi, baik itu nomor
telepon rumah, telepon genggam, tanggal kelahiran dan semacamnya lewat situs
jejaring sosial seperti Facebook. Tanpa sadar, kita sering menggunakan
tanggal lahir istri, anak atau diri kita sendiri untuk password kartu kredit.
Data-data itu kalau sampai kita cantumkan di Facebook, pembobol akan
sangat mudah menjebol kartu kredit kita.
Potensi
pembobolan kartu kredit lewat Facebook bisa saja terjadi di Indonesia lantaran masyarakat Indonesia punya tipikal gampang
lupa dan sedikit sembrono. Dengan alasan takut lupa, password kartu kredit
sering diinformasikan kepada istri atau anak-anaknya lewat e-mail atau
situs jejaring sosial. Padahal e-mail gratisan berbasis provider luar
negeri cenderung mudah dibobol. Apalagi orang Indonesia sering sembrono menjadi
satu password untuk banyak urusan. Ya buat kartu kredit, buat password
mobile banking, buat pasword ATM dan macam-macam. Ini berbahaya sekali, karena
itu menyarankan agar penggunaan e-mail lebih berbasis kepada e-mail
perusahaan resmi yang berbasis di Indonesia seperti e-mailnya telkom, e-mailnya
indosat, pertamina, e-mail perbankan, atau e-mail Badan Usaha
Milik Negara (BUMN). Kalau ada apa-apa, misalnya pembobolan, itu mudah
dipertanggungjawabkan.
Sejatinya,
mayoritas pembobol kartu kredit itu malas menjebol kartu kredit milik orang Indonesia.
Mereka lebih suka membobol kartu kredit di luar negeri atau kartu kredit
terbitan luar negeri yang dipakai di Indonesia. Mengapa? Para pembobol
itu suka bercanda meledek, katanya malas membolol kartu kredit Indonesia
karena nggak ada isinya (nggak ada duitnya). Lagipula, pemilik kartu kredit
yang tergabung dalam situs jejaring sosial juga masih sangat sedikit. Inilah
yang membedakan fakta di luar negeri.
a.
Jangan sembarangan download!
Seperti
diketahui, pengelola situs Facebook sendiri pekan lalu mengakui
tingginya potensi ancaman pembobolan kartu kredit lewat situs jejaring sosial. Koobface,
nama virus yang menyebar lewat Facebook, memanfaatkan fitur messaging
di Facebook untuk menginfeksi komputer (PC), lalu mencoba mencuri
informasi penting seperti nomor kartu kredit.
Beberapa
virus lain juga memanfaatkan Facebook dengan cara yang sama untuk
menyebarkan diri. Memang prosentase pengguna Facebook yang terinfeksi
vius ini masih sangat kecil. Dalam sebuah blog disebutkan, sejumlah peneliti
menemukan fakta bahwa Koobface sudah bergentayangan di Facebook. Koobface
menyebar dengan cara mengirimkan pesan tagline yang menggelitik ke
daftar teman pengguna Facebook yang sudah terinfeksi virus.
Pesan
tersebut, yang salah satu subyeknya berbunyi You look just awesome in this
new movie, jika diklik nantinya akan menggiring user ke sebuah situs di
mana user akan diminta untuk mendownload sebuah software jahat
yang menyamar sebagai update Flash Player. Jika software itu didownload,
komputer akan terinfeksi virus. Parahnya lagi, komputer yang sudah terinfeksi
itu bisa menginfeksi situs-situs lain ketika menggunakan mesin pencari Google,
Yahoo, MSN dan Live.com. Sialnya, pengguna Facebook kurang peduli
terhadap pesan yang mereka terima. Mereka cenderung lengah. Mereka berpikir
bahwa seseorang sudah log in dengan menggunakan sebuah account
untuk bisa masuk ke Facebook, sehingga berpikir tidak mungkin virus bisa
menginfeksi mereka.
No comments:
Post a Comment