Saturday, March 10, 2012

Menghindari Kejahatan Kartu Kredit Melalui Internet


  1. Tidak sembarangan mencantumkan data-data pribadi
Ada kiat-kiat khusus untuk mencegah dan menangkal pembobolan. Antara lain, mulai saat ini jangan sembarangan berasyik-asyik menggunakan e-mail dan blog internet gratisan berbasis provider dari luar negeri seperti e-mail gratis dari yahoo, google dan semacamnya.
Disarankan pula agar tidak sembarangan mencantumkan data-data pribadi, baik itu nomor telepon rumah, telepon genggam, tanggal kelahiran dan semacamnya lewat situs jejaring sosial seperti Facebook. Tanpa sadar, kita sering menggunakan tanggal lahir istri, anak atau diri kita sendiri untuk password kartu kredit. Data-data itu kalau sampai kita cantumkan di Facebook, pembobol akan sangat mudah menjebol kartu kredit kita.
Potensi pembobolan kartu kredit lewat Facebook bisa saja terjadi di Indonesia lantaran masyarakat Indonesia punya tipikal gampang lupa dan sedikit sembrono. Dengan alasan takut lupa, password kartu kredit sering diinformasikan kepada istri atau anak-anaknya lewat e-mail atau situs jejaring sosial. Padahal e-mail gratisan berbasis provider luar negeri cenderung mudah dibobol. Apalagi orang Indonesia sering sembrono menjadi satu password untuk banyak urusan. Ya buat kartu kredit, buat password mobile banking, buat pasword ATM dan macam-macam. Ini berbahaya sekali, karena itu menyarankan agar penggunaan e-mail lebih berbasis kepada e-mail perusahaan resmi yang berbasis di Indonesia seperti e-mailnya telkom, e-mailnya indosat, pertamina, e-mail perbankan, atau e-mail Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Kalau ada apa-apa, misalnya pembobolan, itu mudah dipertanggungjawabkan.
Sejatinya, mayoritas pembobol kartu kredit itu malas menjebol kartu kredit milik orang Indonesia. Mereka lebih suka membobol kartu kredit di luar negeri atau kartu kredit terbitan luar negeri yang dipakai di Indonesia. Mengapa? Para pembobol itu suka bercanda meledek, katanya malas membolol kartu kredit Indonesia karena nggak ada isinya (nggak ada duitnya). Lagipula, pemilik kartu kredit yang tergabung dalam situs jejaring sosial juga masih sangat sedikit. Inilah yang membedakan fakta di luar negeri.

a.              Jangan sembarangan download!
Seperti diketahui, pengelola situs Facebook sendiri pekan lalu mengakui tingginya potensi ancaman pembobolan kartu kredit lewat situs jejaring sosial. Koobface, nama virus yang menyebar lewat Facebook, memanfaatkan fitur messaging di Facebook untuk menginfeksi komputer (PC), lalu mencoba mencuri informasi penting seperti nomor kartu kredit.
Beberapa virus lain juga memanfaatkan Facebook dengan cara yang sama untuk menyebarkan diri. Memang prosentase pengguna Facebook yang terinfeksi vius ini masih sangat kecil. Dalam sebuah blog disebutkan, sejumlah peneliti menemukan fakta bahwa Koobface sudah bergentayangan di Facebook. Koobface menyebar dengan cara mengirimkan pesan tagline yang menggelitik ke daftar teman pengguna Facebook yang sudah terinfeksi virus.
Pesan tersebut, yang salah satu subyeknya berbunyi You look just awesome in this new movie, jika diklik nantinya akan menggiring user ke sebuah situs di mana user akan diminta untuk mendownload sebuah software jahat yang menyamar sebagai update Flash Player. Jika software itu didownload, komputer akan terinfeksi virus. Parahnya lagi, komputer yang sudah terinfeksi itu bisa menginfeksi situs-situs lain ketika menggunakan mesin pencari Google, Yahoo, MSN dan Live.com. Sialnya, pengguna Facebook kurang peduli terhadap pesan yang mereka terima. Mereka cenderung lengah. Mereka berpikir bahwa seseorang sudah log in dengan menggunakan sebuah account untuk bisa masuk ke Facebook, sehingga berpikir tidak mungkin virus bisa menginfeksi mereka.

No comments:

Post a Comment