Monday, March 12, 2012

Membangun Kekutan Pikiran dengan Peta Pikiran (Mind MapTM)


Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh para ahli, menyimpulkan bahwa otak kita terdiri dari 2 sisi, yaitu sisi sebelah kiri (left hemisphere) dan sisi sebelah kanan (right hemisphere) yang disambung atau dihubungkan oleh segumpal serabut syaraf yang disebut corpuss callosum. Belahan otak sisi sebelah kiri berfungsi untuk berpikir rasional, analitis, berurutan, linier, saintifik seperti membaca, bahasa, dan berhitung. Sedangkan belahan otak sisi sebelah kanan berfungsi untuk mengembangkan imajinasi dan kreativitas. Kedua belahan otak tersebut memiliki fungsi, tugas, dan respons berbeda dan harus tumbuh dalam keseimbangan.

Dalam proses menuangkan pikiran, manusia berusaha mengatur segala fakta dan hasil pemikiran dengan cara sedemikian rupa sehingga cara kerja alami otak dilibatkan dari awal. Dengan harapan bahwa akan lebih mudah mengingat dan menarik kembali informasi dikemudian hari. Tetapi, sistem dalam pendidikan modern yang telah kita terima memiliki kecenderungan untuk memilih keterampilan-keterampilan “otak kiri” yaitu matematika, bahasa, dan ilmu pengetahuan dibandingkan dengan seni, musik, dan pengajaran keterampilan berpikir, terutama keterampilan berpikir secara kreatif, ini merupakan keterampilan-keterampilan “otak kanan”.

Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa otak kita tidak menyimpan informasi dalam kotak-kotak sel saraf yang terjejer rapi melainkan dikumpulkan pada sel-sel saraf yang bercabang-cabang yang apabila dilihat sekilas akan tampak seperti cabang-cabang pohon. Dari fakta tersebut maka disimpulkan apabila kita juga menyimpan informasi seperti cara kerja otak, maka akan semakin baik informasi tersimpan dalam otak dan hasil akhirnya tentu saja proses belajar kita akan semakin mudah.

Kemampuan berpikir dengan menggunakan dua belahan otak sekaligus atau yang sering disebut orang the whole brain thinking akan sangat membantu seseorang dalam mempelajari sesuatu hal/materi dengan waktu yang lebih singat dan daya retensi yang lebih lama, yaitu dengan bantuan peta pikiran (Mind MapTM) atau juga bisa juga dengan peta konsep (concept map).

Peta pikiran (Mind MapTM) memiliki hanya 1 topik utama yang terletak di tengah, sedangkan peta konsep (concept map) memiliki lebih dari satu topik utama dan ada label pada garis hubungan antar konsep. Peta Pikiran adalah subset (bagian dari) dari peta konsep. Dengan demikan bahwa memetakan pikiran (mind mapping) merupakan peruses atau cara kita memetakan pikiran kita untuk menerima dan mengelola informasi yang masuk ke dalam otak dan menyimpannya yang sesuai dengan cara kerja otak itu sendiri dengan satu tema utama. Konsep ini didasarkan pada cara kerja otak kita menyimpan informasi.

 

 

Peta Konsep (Concept Map)                                               Peta Pikiran (Mind Map)

 

Gambar: Perbedaan antara peta konsep (concept map) dengan peta pikiran (mind map).

 

Mengenai cara kerja otak manusia dalam menyerap, mengelola informasi serta bagaimana otak menyimpan dan memerintahkan terhadap tubuh melalui panca indera ketika itu dibutuhkan. Hal tersebut merupakan peroses berpikir sebagai salah satu metode untuk mempelajari konsep yang untuk mencapai suatu tujuan yang Anda inginkan.

Dalam peta pikiran, kita dapat melihat hubungan antara satu ide dengan ide lainnya dengan tetap memahami konteksnya. Ini sangat memudahkan otak untuk memahami dan menyerap suatu informasi. Karena cara kerjanya mirip dengan cara kerja koneksi di dalam otak. Di samping itu, peta pikiran juga memudahkan kita untuk mengembangkan ide karena kita bisa mulai dengan suatu ide utama dan kemudian menggunakan koneksi-koneksi di otak kita untuk memecahnya menjadi ide-ide yang lebih rinci.

Dari penjelasan di atas, bisa disimpulkan cara kerja peta pikiran adalah menuliskan tema utama sebagai titik sentral (tengah) dan memikirkan cabang-cabang atau tema-tema turunan yang keluar dari titik tengah tersebut dan mencari hubungan antara tema turunan. Itu berarti setiap kali kita mempelajari sesuatu hal maka fokus kita diarahkan pada apakah tema utamanya, poin-poin penting dari tema yang utama yang sedang kita pelajari, pengembangan dari setiap poin penting tersebut, dan mencari hubungan antara setiap poin. Dengan cara ini maka kita bisa mendapatkan gambaran hal-hal apa saja yang telah kita ketahui dan mana saja yang masih belum dikuasai dengan baik.

Untuk membuat peta pikiran Anda, diperlukan beberapa hal, yaitu: kertas kosong tidak bergaris, pena atau spidol berwarna, otak, dan imajinasi. Tujuh langkah dalam membuat peta pikiran, yaitu: pertama, mulailah dari bagian tengah kertas kosong yang sisi panjangnya di letakkan mendatar. Kedua, gunakan gambar atau foto untuk ide sentral, karena gambar melambangkan topik utama. Ketiga, gunakan warna, karena bagi otak warna sama menariknya dengan gambar sehingga peta pikiran lebih hidup. Keempat, hubungkan cabang-cabang utama ke gambar pusat dan hubungkan cabang-cabang tingkat dua dan tiga ke tingkat satu dan dua, dan seterusnya. Kelima, buatlah garis hubung yang melengkung. Keenam, gunakan satu kata kunci untuk setiap cabang atau garis. Ketujuh, gunakan gambar, karena setiap gambar bermakna seribu kata.

Kegiatan membuat peta pikiran dapat dimulai dengan pertanyaan, misalnya tema prodak makanan. “Kalau Anda mendengar kata perodak makanan apa yang terlintas di pikiran Anda?” coba Anda menggambar atau menuliskan apa yang menjadi imajinasi Anda tentang perodak makanan tersebut. Tidak ada jawaban atau pendapat Anda yang salah, karena semua pendapat adalah benar. Ini akan terlihat dari cabang yang akan mereka buat yang memperinci pendapat sebelumnya.

Bahasa gambar adalah cara penyampaian informasi dengan menggunakan gambar. Bahasa gambar digunakan pada peta pikiran karena otak memiliki kemampuan alami untuk pengenalan visual, bahkan sebenarnya pengenalan yang sempurna. Inilah sebabnya Anda akan lebih mengingat informasi jika menggunakan gambar untuk menyajikannya. Peta pikiran menggunakan kemampuan otak akan pengenalan visual untuk mendapatkan hasil yang sebesar-besarnya. Dengan kombinasi warna, gambar, dan cabang-cabang melengkung, peta pikiran lebih merangsang secara visual daripada metode pencatatan tradisional, yang cenderung linear dan satu warna.

Para jenius kreatif menggunakan bahasa gambar untuk menyusun, mengembangkan, dan mengingat pikiran mereka. Sebagai contoh,

 

Leonardo da Vinci. Leonardo menggunakan gambar, diagram, simbol, dan ilustrasi sebagai cara termurni untuk menangkap pikiran-pikiran yang bermunculan di otaknya dan mencurahkannya di kertas. Baginya, bahasa kata-kata berada di tempat kedua sesudah bahasa gambar dan digunakan untuk memberi label, menunjukkan atau menjelaskan pikiran dan penemuan kreatifnya. Gambar-gambar membantu Leonardo menjelajah pikirannya dalam berbagai bidang, seni, ilmu faal, permesinan, akuanautik, dan biologi.

 

Contoh lain adalah,

 

Richard Feynman, fisikawan pemenang hadiah nobel, ketika masih muda menyadari bahwa imajinasi dan visualisasi adalah bagian terpenting dari proses pemikiran kreatif. Dengan begitu ia memainkan permainan-permainan imajinasi dan belajar menggambar. Ia menempatkan seluruh teori kuantum elektrodinamik ke bentuk visual dan diagramatik yang baru. Ini menjurus ke pengembangan diagram Feynman yang sekarang terkenal dengan representasi gambar dari interaksi partikel, yang sekarang digunakan murid di seluruh dunia untuk membantu mereka memahami, mengingat, dan menciptakan ide-ide dalam realisme fisika dan ilmu umum.

 

Dalam segala hal peta pikiran dapat digunakan. Buatlah peta pikiran Anda setiap saat dan dalam segala hal. Tony Buzan, dalam bukunya yang berjudul Use Both Side of Your Brain, mengajak untuk menggunakan peta pikiran di setiap waktu dan kesempatan. Misalnya Anda membuat peta pikiran tentang “diri Anda sendiri”. Dengan Anda mengenal diri Anda sendiri, gambar diri Anda, kegiatan yang dilakukan Anda setiap harinya. Apa kesukaan Anda? Siapa saja yang Anda sayangi? Siapakah orang yang terdekat Anda? Apa cita-cita Anda? Apa yang sering Anda khayalan? Binatang apa paling Anda sukai? Dan banyak hal lain yang bias Anda jadikan objek untuk membuat peta pikiran Anda.

Atau contoh lainnya, misalnya Anda membuat peta pikiran untuk merencanakan liburan pada akhir pekan. Menentukan kapan waktu pelaksanaannya? Ke mana tempat wisata yang akan dikunjungi, siapa saja yang Anda ajak?, bisa mengajak istri dan anak-anak Anda atau teman-teman Anda. Transportasi apa yang akan Anda digunakan? Akomodasi apa saja yang Anda perlu disiapkan untuk memenuhi keperluan selama liburan di sana? Barang yang akan dibawa, dokumentasi, dan seterusnya dengan menggunakan gambar dan kata-kata kunci. Peta pikiran juga dapat dibuat misalnya untuk menyelesaikan tugas-tugas kantor. Umpamanya Anda di kantos sebagai manager marketing, membuat surat atau proposal penawaran, atau promosi apa saja yang akan Anda lakukan untuk memasarkan prodak Anda dan lain sebagainya yang berhubungan dengan marketing.

Saat otak menerima suatu informasi, ia akan berusaha menghubungkannya dengan informasi lain yang sudah ada sebelumnya. Setiap hubungan ini akan menciptakan koneksi baru di dalam otak. Itulah sebabnya kita lebih mudah mempelajari ilmu di bidang yang akrab bagi kita daripada di bidang yang asing bagi kita. Otak dapat lebih mudah dan lebih cepat menciptakan koneksi untuk ilmu yang sudah akrab bagi kita.

No comments:

Post a Comment