Permainan
anak tidak terlepas dengan masa kanak-kanak yang indah dan menggembirakan.
Apabila kita ditanya tentang masa kanak-kanak, tentu kita akan dengan suka cita
menceritakan berbagai pengalaman menyenangkan yang pernah dialami. Semuanya
begitu indah dan menggembirakan. Mengapa demikian? Karena masa kanak-kanak
adalah masa bermain. Hampir atau bahkan semua aktivitas anak-anak adalah
bermain!
Namun
masih ada orang tua yang beranggapan bahwa bermain adalah aktivitas
membuang-buang waktu. Mereka lebih suka melihat anaknya belajar dengan duduk
rapih tanpa keributan, daripada bergerak (moving) dan bersuara (noice).
Bermain adalah cara efektif untuk
belajar
Jika
semua orangtua tahu dan menyadari bahwa aktivitas gerak dan suara anak (bisa
disebut bemain) adalah cara yang paling efektif untuk anak belajar sesuatu.
Sebab, bermain merupakan aktivitas yang menyenangkan bagi anak.
Lewat
permainan, anak akan mengalami rasa
bahagia. Dengan perasaan suka cita itulah syaraf atau neuron
di otak anak dengan cepat saling berkoneksi untuk membentuk satu memori baru.
Itulah sebabnya mengapa anak-anak dengan mudah belajar sesuatu melalui
permainan.
Belajar dari permainan (Learning
by playing)
Permainan
seharusnya memiliki nilai seimbang dengan belajar. Anak dapat belajar melalui
permainan (learning by playing). Banyak hal yang dapat anak pelajari
dengan permainan, keseimbangan antara motorik halus dan motorik kasar sangat
memengaruhi perkembangan psikologi anak. Permainan akan memberi kesempatan
untuk belajar menghadapi situasi kehidupan pribadi sekaligus belajar memecahkan
masalah.
Disamping
itu tentu saja anak mempunyai kesempatan untuk menguji kemampuan dirinya
berhadapan dengan teman sebayanya dan mengembangkan perasaan realistis akan
dirinya. Bermain melalui permaianan memberi kesempatan pada anak untuk
mengembangkan otak kanan, kemampuan yang mungkin kurang terasah di sekolah
maupun di rumah.
Permainan
mengembangkan pola sosialisasi dan emosi anak. Dalam permainan kelompok, anak
belajar tentang sosialisasi yang menenpatkan dirinya sebagai mahluk sosial.
Anak mempelajari nilai keberhasilan pribadi ketika berhasil memasuki suatu
kelompok. Ketika anak memainkan peran “baik” atau “jahat” membuat anak kaya
akan pengalaman emosi, anak akan memahami perasaan yang terkait dari ketakutan
dan penolakan dari situasi yang dia hadapi.
Dengan
kegiatan bermain memberikan kesempatan kepada anak untuk mempraktikkan rasa
kepercayaannya kepada orang lain dan kemampuan dalam bernegosiasi, memecahkan
masalah (problem solving) atau
sekedar bergaul dengan orang sekitarnya.
Jenis permainan
Pada
dasarnya, semua jenis permainan mempunyai tujuan yang sama yaitu bermain dengan
menyenangkan, yang membedakan adalah pengaruh atau efek dari jenis permainan
tersebut. Ada dua jenis permainan yaitu: Permainan Aktif dan Permainan Pasif.
Permainan aktif dan pasif iini hendaknya dilakukan dengan seimbang.
1.
Permainan olah raga (sport):
Bagi
orang dewas, olah raga bukan lagi menjadi sebuah permainan tetapi sesuatu yang
serius dan kompetitif. Namun bagi anak, olah raga bisa menjadi satu permainan
yang menyenangkan yang mengandung kesenangan, hiburan, dan bermain, tetapi
tidak juga terlepas dari unsur partisipatif dan keinginan untuk unggul.
Dalam
permainan olah raga anak mengembangkan kemampuan kinestetik dan pengembangan
motivasi untuk menunjukkan keungulan dirinya (penekanan bukan pada persaingan
tapi pada kemampuan) memberi kekuatan pada dirinya sendiri serta belajar
mengembangkan diri setiap waktu.
2.
Permainan perkelahian (body contact):
Jenis
permainan ini termasuk permainan modern, tapi banyak orang tua maupun guru
memandangnya skeptic dan cemas, ini beralasan dari efek yang mungkin serius.
Permainan ini merupakan jenis permainan modifikasi yang menuntut keseriusan
anak untuk memenuhi kebutuhan akan kekuasaan.
Hal
tersebut sehat dan positf bagi anak, berguna untuk menguji keunggulan dan
kekuatan di lingkungan sekitar. Jenis permainan ini adalah untuk menguji
kemampuan dan pemikiran anak dalam dunia nyata dengan segala akibatnya.
Katagori permainan pasif
3.
Permainan mekanis
Seiring
perkembangan, jaman dan teknologi memberi pengaruh besar dalam perkembangan
jenis permainan untuk anak. Alat teknologi canggih seperti komputer bukan lagi
milik orang dewasa, tapi telah menjadi barang biasa buat anak-anak.
Berbagai
games atau permainan virtual telah tersedia di dalamnya (computer).
Bermain computer tidak sama dengan bermain bersama teman, anak bermain sendiri
dengan kesenangannya.
Sisi
negatif permainan mekanis ini adalah kurangnya pembentukan sikap anak untuk
menerima dan memberi (take and give). Anak memegang kendali penuh atas
“teman mainnya” dan “si teman mainnya” akan melakukan apapun yang diinginkan
anak. Kendali penuh ini akan menimbulkan reaksi serius bila anak menyalurkannya
dalam pertemanan di lingkungan sosialnya. Namun, hal positif anak memiliki
keterampilan komputer yang akan diperlukan anak sebagai sarana hidupnya.
4.
Permainan fantasi
Fantasi
merupakan praktik permainan yang khusus dilakukan sendiri. Anak dapat membentuk
dunia sesuai dengan keinginannya (imaginasi).Sebaiknya, orang tua tidak memaksa
anak untuk selalu bermain dengan teman-temannya karena akan menciptakan kesan
bahwa bermain sendiri itu salah.
Permainan
fantasi selain proses kreatif mengembagkan kemampuan sisi otak kanan, juga
untuk pembentukan kecerdasan interpersonal.
Permainan yang sesuai dengan usia
anak
1.
Usia 2-3 th:
·
Balapan memindahkan bola dari ember ke
keranjang
· Lomba
mengumpulkan kertas yang disebar di arena, paling banyak yang menang.
·
Lomba makan kue.
2.
Usia 4-6 th:
· Lomba
memindahkan bendera dari satu botol ke botol yang lain.
· lomba
mewarnai
· Lomba
joget dan jadi patung (kalau musik dimatikan harus jadi patung, yang gerak
kalah)
· Lomba
makan kerupuk
· Lomba
memindahkan air dengan gelas
· Bahan/Alat:
· Lomba
memindahkan bola ke Ember di atas kepala Ayahnya
· Lomba
Memakai Kemeja
· Lomba
Lepas-Pasang Sepatu
3.
Usia 7-11 th:
· Lomba
memindahkan kelereng pakai sendok.
· lomba
balap karung
· lomba
bangkiak
· lomba
masukkan pensil yang diikat di pinggang ke dalam botol dengan tangan terikat.
· lomba
pasang puzzle
· lomba
cepat membuat mummi (pasangan dibungkus dengan kain perban)
4.
Usia 12-15 th:
· lomba
giring bola pakai botol yang diikat di pinggang, jadi mukul bolanya tidak boleh
pakai kaki atau tangan, harus pakai botol sampai ke seberang.
· lomba
memindahkan kacang kedele/atom pakai sumpit
· lomba
pecahkan kendi dengan mata tertutup.
· lomba
makan pisang dengan mata tertutup
· lomba
joget berpasangan (masing-masing bertolak punggung dan diantara punggung mereka
dikasih balon, balonnya tidak boleh pecah atau jatuh)
· lomba
ular naga, satu team 3 orang yang didepan memegang jarum dan yang dibelakang
memakai buntut balon. Masing-masing team harus dapat memecahkan balon lawan.
Jadi akan terjadi kejar mengejar untuk memecahkan balon lawan tapi juga harus
menjaga buntut balonnya supaya tidak pecah, dimana ketiga peserta harus tetap
bersatu dengan masing-masing tangan di pundak.
No comments:
Post a Comment